Rayap-Rayap Kelaparan
Rayap-rayap kelaparan
Menggerogoti kayu-kayu yang lapuk
Tak kenal siapa yang punya
Terus memangsa tak tahu malu
Terkadang kayu-kayu itu marah
Tapi tak digubris
Mereka tetap melenggang tenang di
kursi besarnya
Sudah menjadi tradisi
Dan trend di zaman ini
Dikala negeri ini terpuruk ekonomi
Mereka tetap tak peduli
Merasa berkuasa adalah jiwa mereka
Rayap-rayap kelaparan
Akan terus mewarnai kursi-kursi
terhormat
Sementara rakyat mengemis
Meminta keadilan
Ingin makan, tapi tak mau kerja
Kursi-kursi bolong dikala digelar
rapat
Entah,
Apakah mereka bosan atau menganggap
rapat itu tidak berguna
Wajah kusam dari dunia politik kita
tak sampai disitu
Masih banyak tingkah paling
memalukan
Ruangan ber-AC, berkarpet dan megah
Seperti istana bagi mereka
Disaat diadakan rapat untuk rakyat
Mereka molor tak tahu etika
Inikah yang dinamakan wakil rakyat
Perburuan kursi terhormat
Bak rayap yang berlomba-lomba untuk
makan
Rayap yang kelaparan
Merampas hak orang tanpa sesal
Mengobral janji dengan mulut bijak
mereka
Menipu rakyat dengan syair mereka
Nyatanya, mereka tak lebih dari
seekor musam
Sungguh cerdik permainan yang kau
buat
Laksana aktor yang sedang bermain
peran
Bak seniman yang dipuja
Dan istana adalah panggungmu
berkuasa
Setiap hari kau berlagak suci di
depan kamera
Memang kau punya seni
Tapi, seniman-seniman yang haus akan
kuasa
Merampok, menipu, dan segala
tabiatmu adalah senimu
Seni para seniman yang tak punya
seni
Wahai…
Rayap-rayap kelaparan
Berhentilah engkau mengunyah
Karena kami juga butuh makan
Perburuan kursi terhormat
Akan terus menjadi mangsa para
rayap-rayap kelaparan
Seperti sebuah permainan
Sampai dunia ini terkubur
By : yuni indasari5/1/2012
7:07:43 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar