Dibalik tembok beton itu aku pernah merasakan kerasnya hidup
bersama segerombolan penjahat
Ini ulahku di masa suram
Kelam, tak ada arah, hingga akhirnya bisikan itu
menggerogoti nafsu dan otakku
Ratusan pil mengalir begitu bebas di sendi-sendi darahku
Hingga mengantarkanku di balik besi-besi terali itu
Terngiang tangisan wanita tua yang merintih kesakitan
Bukan karena sakit kepala, encok, asma dan lainnya
Tapi sakit karena penyesalan
Melihat anaknya terperangkap dalam lingkaran hitam
Penyesalan yang sama terkuak dalam sendi-sendi nadiku
Melihat anaknya terperangkap dalam lingkaran hitam
Penyesalan yang sama terkuak dalam sendi-sendi nadiku
Penyesalan itu kini terukir di langit jingga
Menjadi catatan kelam seorang pemakai
Bersama setumpuk rasa bersalah
Kucoba membangung kembali puing-puing iman yang sempat
runtuh
Merajut lubang-lubang dosa yang berlumuran nanah
Tertatih meniti masa depan
Ma, lihat anakmu
Berdiri di depanmu dengan rasa sesal
Dengan dunia baru setelah terasing begitu lama dari sisimu
Aku bangkit, berdiri, tersenyum
Sambil berkata kuawali kebebasanku dengan bismillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar